8+ Kerajaan Islam Pertama di Indonesia Beserta Sejarahnya

Kerajaan Islam Pertama di Indonesia – Di Indonesia yang dahulunya disebut dengan nama Nusantara umumnya ialah bentukan dari berbagai kerajaan-kerajaan hindu budha dan setelah itu munculah kerajaan islam pertama di Indonesia.

Indonesia sejak jaman dulu bukan merupakan sebuah negara yang mempunyai berpedoman sistem demokrasi. Nusantara atau Indonesia mempunyai sejarahnnya tersendiri dalam peradabannya.

Kerajaan-kerajaan besar jaman dulu terdapat banyak di nusantara seperti Kerajaan Mataram, Kerajaan Kutai, kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Singasari, Kerajaan Majapahit dan masih banyak lagi lainnya.

kerajaan-kerajaan itu memiliki kekuasaan dan dampak yang besar sekali di Indonesia di saat itu. Ada banyak kerajaan yang bercorakkan agama Hindu Budha.

Di nusantara bukan hanya kerajaan Hindu Budha saja tetapi ada pula yang berdiri dari kerajaan Islam. Sudah pasti kerajaan Islam Islam Pertama mempunyai sejarahnnya sendiri oleh karenanya akan di terangkan detail

Sejarah Masuknnya Islam di Indonesia

Sebenarnya Islam telah masuk Indonesia semenjak era ke 7 Masehi. Agama Islam dibawa oleh seorang pedagang Arab, Persia dan Gujarat. Pada jaman itu Islam masih jadi agama yang minoritas di negara Indonesia.

Sedikit sekali orang yang memeluk agama Islam sebab masih jadi suatu hal yang baru. Pada era ke 7 Masehi sampai era ke 13 Masehi agama Islam di sebarkan dengan periode waktu yang lumayan lama.

Dan pada era ke 13 Masehi lah penduduk pribumi Indonesia mulai mengenal dan menganut agama Islam.

Pedagang dari Arab, Persia dan Gujarat yang memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia karena merekalah yang pertamakali yang menyebarkan agama Islam.

Agama islam sendiri Mulai mulai pertama kali tersebar di berbagai daerah  pusat perdagangan seperti pelabuhan-pelabuhan besar yang berada di sekitar pesisir.

Oleh sebab itu Pengaruh dari agama Islam di Indonesia mulai kuat. Hal itu dibuktikan dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Kerajaan Islam Pertama di Indonesia, ada karena dampak dari kerajaan Hindu-Budha yang mulai mengalami kemunduran. Misalkan saja dampak dari kerajaan Sriwijaya mulai turun.

Anak-anak muda yang telah beragama Islam yang makin terus-menerus menyebarkan agama Islam di wilayah sekitaran Malaka.

Dan puncaknnya ada banyak kerajaan Islam disekitaran selat Malaka, Seperti Kerajaan Malaka, Kerajaan Perlak, dan Kerajaan Pasai.

Begitupun dengan pulau Jawa yang pastinya memiliki dampak yang cukup banyak di masanya. Berikut sebagai beberapa kerajaan Islam di Indonesia yang wajib buat di kenali supaya kamu paham bahwa indonesia menjadi sebuah negara mempunyai proses yang panjang.

Kerajaan Perlak

Kerajaan perlak adalah Kerajaan Islam Pertama di Indonesia. Kata perlak adalah nama sebuah kota dagang yang paling populer di wilayah itu.

Sultan Alauddin Saiyid Maulana Abdul Aziz Sah yang disebut Raja pertama dari kerajaan perlak. Kerajaan Perlak atau yang disebut dengan kerajaan Peureula dibangun pada sekitaran tengah era ke 9 Masehi.

Ada banyak bukti catatan dari seorang yang namanya Ishak Makarani Al Fays. Jika kerajaan Perlak sebagai kerajaan islam pertama kali yang berada di Indonesia dan dibangun pada 1 Muharram 225 H (840 Masehi).

Ada tiga naskah yang mengatakan jika kerajaan Perlak ialah kerajaan Islam pertama kali yang ada Indonesia yakni :

1. Riwayat Beberapa raja Perlak dan Pasai, naskah yang dibuat oleh Syeh Syamsul Bahri Abdullah.

2. Idharatul Haq fi Mamlakatil Farlah wa Fasi, naskah yang dibuat oleh Abu Ishak Makarani Al Fasy

3. Naskah yang di buat oleh Saiyid Abdullah Ibn Saiyid Habib Saifuddin. Tazkirah Thabakat Jumu Sultan as Salathin,

Ada banyak warisan dari kerajaan Perlak yakni:

Makam Raja Benoa

Pada batu Nisan Raja Benoa ( Benoa sebagai salah satu di antara bagian dari kerajaan perlak) yang di catat dengan memakai huruf arab. Diprediksi oleh beberapa pakar nisan ini dibikin sekitaran era ke 4 H atau ke 5 H. Makam Raja Benoa itu berada pada pinggir sungai Trenggulona

Mata uang perlak

Mata Uang Perlak terdiri Jadi 3 tipe yakni kuningan atau tembaga, emas (dirham) dan perak (kupang)

Stempel Kerajaan

Stempel (tanda khusus) kerajaan Negeri Bandahara (Kerajaan yang merupakan masih bagian dari kerajaan Perlak) yang memakai bahasa arab. Stempel kerajaan itu memiliki tulisan “Al Wasiq Billah Kerajaan Negeri Bendahara Sah 512”.

Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan samudra Pasai berdiri sekitaran era ke 13 Masehi. Kerajaan Samudra Pasai berada pada kabupaten Lokseumae Aceh Utara.

Kerajaan samudra pasai ialah kombinasi dari 2 kerajaan yang alami kemerosotan di saat itu. Yakni kerajaan Pase dan Kerajaan Perlak.

Ke-2 kerajaan itu dipersatukan oleh pemilik penguasa di saat itu, Marah Silu (Meurah Silau) yang di tolong oleh Syeh Ismail dan beliau berasal dari Mekkah.

Marah Silu ialah pendiri dan juga merupakan raja pertama dari kerajaan samudra pasai, raja yang diberi gelar Sultan Malik al saleh. Sultan Malik al Saleh wafat di tahun 1297, dan orang yang menggantikannya adalah anak putrannya yang namanya Sultan Mahmud.

Di saat kepimpinan Sultan Muhammad Malik al tahir. Kerajaan samudra pasai jadi pusat perdagangan dan menebarkan agama Islam di tahun 1297-1326.

Sultan Muhammad Malik al Tahir wafat di tahun 1326. Dan di beliau gantikan oleh putrannya yaitu Sultan ahmad, sultan yang mempunyai gelar Malik al Tahir (1326-1248)

Kerajaan samudra pasai berkembang pesat saat pemerintah Muhammad Malik al Tahir karena kerajaan ini mengadakan kerja-sama dengan beberapa kerajaan Islam di dunia yang lain. Seperti kerajaan dari Arab dan India.

Sultan Ahmad wafat di tahun 1348 dan penggantinya yaitu Sultan zainal Abidin. Tapi kerajaan ini runtuh dan hancur dikarenakan berhasil di taklukkan oleh portugis di tahun 1521.

Kehadiran Kerajaan Pasai dibuktikan dengan adannya peninggalan berbentuk makam sultan Malik al Saleh, pusara Sultan Zainal Abidin, Dokumen surat Zainal Abidin, makam ratu al Aqla, cakra donya dan stempel kerajaan.

Kerajaan Aceh Darussalam

 

Kerajaan Aceh diprediksi berdiri di tahun 1514, kerajaan berada di wilayah yang disebut dengan Aceh besar pada jaman sekarang ini. Raja Ibrahim ialah raja pertama dari tahun 1514 sampai 1528, yang diberi gelar Sultan Ali mughayat.

Kerajaan jadi besar dan kuat di bawah kepemimpinan Sultan Ali Kerajaan Aceh. Tetapi Beliau memimpin tidak dalam periode waktu lama.

Sultan Ali Mughayat wafat di tahun 1528 dan beliau digantikan oleh Sultan Salahuddun yakni putranya di tahun 1528-1537.

Selanjutnya di gantikan oleh adiknnya sendiri yang namanya Sultan Alaudun Ri’ayat Sah di tahun 1537-1568. Yang diberi gelar Al Qohhar atas keperkasaan dan kesuksesannya kuasai banyak wilayah.

Pucuk kemasyhuran kerajaan ini ialah pada periode pemerintah Sultan Iskandar Muda (1607-1636).

Kerajaan aceh di bawah kepimpinannya mempunyai kekuasaan yang paling kuat disamping itu. kerajaan ini sukses menjalin hubungan kerja sama dengan beberapa pimpinan Arab.

Di tahun 1941 kerajaan ini menggalami kemerosotan. Karena salah satunnya makin kuatnya dampak Belanda di Malaka.

Kemerosotan di tandai dengan jatuhnnya banyak wilayah yang dipunyai kerajaan aceh ke tangan Belanda. Disamping itu ada pula factor persaingan perebutan kekuasaan dalam kerajaan di antara ahli waris kerajaan.

Beberapa warisan dari kerajaan aceh darrusalam ialah Mushola Raya Baiturrahman, meriam kerajaan aceh, makam Sultan Iskandar Muda, Benteng indraparta, Gunongan dan emas kerajaan Aceh.

Kerajaan Demak

 

Kerajaan Demak ialah kerajaan islam pertama di pulau jawa. Bintoro ialah nama awalannya daerah ini, salah satu diantara daerah kekuasaan kerajaan Majapahit.

Penguasa wilayah mulai membuat daerah kekuasaan sendiri karena lemahnnya dampak kerajaan Majapahit, dan juga termasuk di dalamnya penguasa ilsam di pesisir pulau Jawa.

Raden Patah di tunjuk sebagai raja pertama di pulau jawa ini. Sesudah jadi raja raden Patah memperoleh gelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayyidina Panatagama.

Di tahun 1478 kerajaan Demak berdiri. Maluku, Palembang, Banjar dan daerah utara pulau jawa ialah wilayah kekuasaan kerajaan Demak. Di saat ulam ikut berperan dalam kerajaan.

Ki Wanapala dan Sunan Kalijaga ialah penasehat kerajaan. Tahun 1207 Raden Patah di ganti dengan putrannya yang namanya yaitu Pati Unus.

Adipati Unus atau yang di juluki dengan pangeran sabrang lor pada periode kepimpinannya dengan kerajaan Aceh menyerbu Portugis yang menempati Malaka di saat itu.

Di tahun 1521 Pati Unus wafat dan di ganti oleh adiknya, yakni Sultan Trenggono. Kerajaan ini alami kemerosotan karena persaingan perebutan kekuasaan antara para pewarisnnya.

Beberapa warisan dari kerajaan demak yakni Mushola Agung Demak, Soko Guru dan Soko Tatal, Pintu Bleedek, kentongan, Dampar kencana, bedug, Pirim pimpa, kolam wudhu dan makrusah.

Kerajaan Pajang

 

Kerajaan pajang dibangun oleh Adi Wijaya atau yang lebih terkenal dengan nama Jaka tingkir di tahun 1568. Jaka Tingkir adalah menantu dari Sultan Trenggono.

Sesudah beliau menikah dengan putri Sultan Trenggono, jaka tingkirlah sebagai penguasa di daerah Pajang.

Jaka Tingkir berhasil menaklukkan Arya Penangsang sesudah Sultan Trenggono wafat, dan mengalihkan kerajaan Demak ke Pajang.

Jaka Tingkir atau sultan Adi Wijaya wafat di tahun 1582 dan di ganti oleh putrannya. Yakni pangeran Benowo Di saat periode kepemerintahan Pangeran Benowo.

Pangeran arya Pangiri dari Demak berusaha untuk merampas Kerajaan Pajang, tetapi alami ketidakberhasilan. Pangeran Benowo menyerahkan tahtannya kesaudara angkatnya yakni Sutowijoyo.

Kerajaan Mataram Islam

 

Kerajaan Mataram Islam berdiri di tahun 1586 di kota gede bagian tenggara dari Yogyakarta. Kerajaan ini dibangun oleh Sutowijiyo, saudara dari pangeran Benowo.

Sutowijoyo memperoleh gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama sesudah naik tahta di tahun 1586.

Di tahun 1601 sutowijoyo wafat dan di ganti oleh Mas Jolang yang mempunyai gelar panebahan Seda ing Krapyak.

Sesudah Raden Mas Jolang wafat, dia di ganti dengan adipati Martapura. Karena kerap alami sakit Adipati Martapura juga pada akhirnya wafat juga.

Selanjutnnya diganti oleh raden Mas Rangsang yang bergelar Panembahan Hanyakrakusuma, di tahun 1640 dia menukar gelarnya jadi Sultan Agung Hanyarakusuma.

Sekitaran tahun 1640 dia menukar gelarnnya menjadi Sultan Agung Senapati ing Alaga Ngaburrahman Khalifatullah

Kerajaan Mataram Islam benar-benar luas saat masa pemerintahannya. Kerajaan itu berada pada sisa daerah kerajaan Mataram Hindu, Kerajaan Mataram ini sebagai kerajaan yang bercorak Islam.

Sebagian dari warisan kerajaan Mataram Islam ialah tahun saka, kerajinan perak, kue kipo, baju kyai gundhil, gapura makah kotagede, kalah onong, batu datar, dan sastra gendhing kreasi sultan Agung.

Kerajaan Islam Cirebon

 

Kerajaan Islam Cirebon berdiri di tahun 1522 dan dibangun oleh Raden fatahillah yang dikenali sebagai Sunan Gunung Jati. Kerajaan Islam Cirebon sebagai kerajaan islam pertama di Jawa Barat.

Raden fatahillah berjasa dalam menebarkan agama islam di wilayah jawa barat. Dia di hargai oleh beberapa beberapa raja di pulau jawa karena beliau memiliki posisi sebagai wali songo.

Seperti dari raja Papang dan demak. Di bawah kepemimpinannya kerajaan Cirebon ini mempunyai banyak daerah kekuasaan.

di tahun 1570 Sunan gunung jati wafat dan di ganti oleh cicitnya yang mempunyai gelar Panembahan Ratu. Panembahan ratu wafat di tahun 1650 dan di ganti oleh putranya yang memiliki gelar Gerilaya.

Kerajaan Islam Cirebon di bagi jadi dua daerah sesudah Panembahan Gerilaya wafat di tahun 1697 oleh ke-2 putranya, Martawijaya dan Kartawijaya

Beberapa warisan kerajaan Islam Cirebon ialah masjid Jami’ Pakuncen, Keraton kacirebonan, Masjid sang cipta Rasa, Keraton kasepuhan, Keraton Kanoman, dan beberapa benda pusaka

Sejarah awal Kerajaan Malaka

 

Riwayat Kerajaan Malaka berawal saat Parameswara melakukan  kunjungan Kaisar Yongle di Nanjing pada 1405 M untuk minta pernyataan atas kedaulatan daerahnya. Jalinan diplomasi yang diharapkan Parameswara jalan dan Kaisar Tiongkok sepakat untuk memberikan pelindungan pada Malaka.

Semenjak waktu itu, Kerajaan Malaka berdiri dan bisa terbebas dari gempuran kerajaan Siam. Malaka selanjutnya berkembang jadi pusat perdagangan di Asia Tenggara dan menjadi satu diantara pangkalan armada Ming.

Parameswara baru masuk Islam pada 1414 M, saat menikah dengan seorang putri muslim. Sesudah masuk Islam, Kerajaan Malaka beralih menjadi kesultanan dan Parameswara memperoleh gelar Sultan Iskandar Sah.

Puncak Kejayaan Kerajaan Malaka

Kesultanan Malaka mencapai masa keemasan semenjak ada di bawah pemerintah Sultan Muzaffar Sah (1445-1459). Pada jaman itu, kerajaan itu keluarkan mata uang sendiri sebagai tanggapan atas perubahan penting Pelabuhan Malaka.

Bandar internasional ini jadi benar-benar ramai oleh beberapa pedagang dari luar negeri. Pada gilirannya, ekonomi kesultanan ikut hingga datangkan kesejahteraan untuk semua rakyat.

Sultan Muzaffar Sah sebagai raja ke-5 yang memerintah Malaka. Pengembangan kesultanan ini bergeliat cepat pada periodenya. Ia sukses mengalahkan diantaranya Manjong, Selangor, Batu Pahat, Kampar dan Indragiri.

Ia dapat hadapi serangan Kerajaan Siam pada 1445 dan 1456. Kesuksesan ini didukung oleh kemampuan armada maritim Malaka dan support beberapa orang pesisir yang bersimpati pada si sultan.

Bukti Peninggalan Kerajaan Malaka

  • Masjid Agung Deli.
  • Masjid Raya Baitulrahman Aceh.
  • Masjid Johor Baru.
  • Benteng A’Farmosa, yang merupakan bukti penaklukkan Malaka oleh pasukan portugis.
  • Mata uang, yang merupakan peninggalan dari akhir abad ke-15.

Raja Pendiri atau Sultan Kerajaan Malaka

  • Permaisura yang bergelar Muhammad Iskandar Syah (1380—1424)
  • Sri Maharaja (1424—1444)
  • Sri Prameswara Dewa Syah (1444—1445)
  • Sultan Muzaffar Syah (1445—1459)
  • Sultan Mansur Syah (1459—1477)
  • Sultan Alauddin Riayat Syah (1477—1488)
  • Sultan Mahmud Syah (1488—1551)

Periode Keruntuhan Kerajaan Malaka

Malaka roboh karena gempuran Portugis pada 24 Agustus 1511, yang diketuai oleh Alfonso de Albuquerque. Semenjak waktu itu, beberapa keluarga kerajaan menyingkir ke negeri lain.

Raja/Sultan yang memerintah di Malaka ialah seperti berikut:

Permaisura yang bertitel Muhammad Iskandar Sah (1380—1424)

  • Sri Maharaja (1424—1444)
  • Sri Prameswara Dewa Sah (1444—1445)
  • Sultan Muzaffar Sah (1445—1459)
  • Sultan Mansur Sah (1459—1477)
  • Sultan Alauddin Riayat Sah (1477—1488)
  • Sultan Mahmud Sah (1488—1551)

Masa Pemerintahan

Sesudah Parameswara masuk Islam, dia mengganti namanya jadi Muhammad Iskandar Sah di tahun 1406, dan jadi Sultan Malaka I. Selanjutnya, dia kawin dengan putri Sultan Zainal Abidin dari Pasai. Status Malaka yang paling vital mengakibatkan cepat berkembang dan jadi dermaga yang ramai.

Akhir kesultanan Malaka terjadi saat daerah ini diambil oleh Portugis yang dipegang oleh Alfonso d’albuquerque di tahun 1511. Waktu itu, yang berkuasa di Malaka ialah Sultan Mahmud Sah.

Umur Malaka rupanya cukup pendek, cuman satu 1/2 era. Sebetulnya, di tahun 1512, Sultan Mahmud Sah yang ditolong Adipati Unus menggempur Malaka, tetapi tidak berhasil mengambil kembali daerah ini dari Portugis.

nah itulah kerajaan islam pertama di indonesia yang khusus admin sajikan untuk anda semoga bermanfaat. dan kerajaan islam di indonesia ini menjadi sejarah yang tersendiri untuk rakyat indonesia.

About marhaen

Over the past 4 years, I have gained valuable experience in writing articles. In carrying out the role as an article writer, I am accustomed to conducting in-depth research, analyzing information, and compiling writing with a clear and organized structure. I am also always committed to providing accurate, relevant and interesting content for readers.

Check Also

10 Budaya Unik di Indonesia

Budaya Unik di Indonesia Indonesia dikenal dengan sumber daya alam yang sangat kaya raya, selain …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *